Liputanbanten.com//Serang – Warga Desa Laban, Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang, dibuat kecewa dengan hasil proyek perbaikan jalan rabat beton di RT 02/01. Baru sekitar sebulan selesai dikerjakan, jalan tersebut sudah mengalami retak-retak, berdebu, dan permukaannya merudul (mengelupas).
Secara teknis, kondisi ini menunjukkan adanya kegagalan mutu pada lapisan beton (surface failure) akibat campuran adukan yang tidak proporsional, pemadatan kurang optimal, atau proses curing (perawatan beton) yang tidak dilakukan sesuai standar.
“Kalau dilihat, beton ini sepertinya kelebihan air (over water content), jadi saat kering gampang retak dan berdebu. Waktu hujan juga cepat rusak,” kata Suhendi (45), warga sekitar, Jumat (4/10/2025).
Pantauan di lapangan menunjukkan banyak retak rambut (hairline crack) dan retak struktural memanjang di sepanjang permukaan jalan. Di beberapa titik, lapisan atas beton terlihat terkelupas (spalling) dan muncul debu semen (efflorescence) saat dilintasi kendaraan.
Menurut warga, kerusakan ini menandakan kualitas beton tidak mencapai mutu standar K-225 yang umumnya dipersyaratkan untuk jalan lingkungan desa. Selain itu, indikasi ketidaksesuaian campuran semen, pasir, dan kerikil, serta ketiadaan alat pemadat (stamper atau vibrator) saat pengecoran, diduga turut memperparah kondisi tersebut.
Ketua RT setempat mengaku telah melaporkan temuan ini kepada pemerintah desa.
“Kami minta ada evaluasi teknis dari pihak pelaksana dan dinas terkait. Jangan sampai pekerjaan asal jadi, karena ini dibangun pakai dana publik,” ujarnya.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak pelaksana proyek dan pemerintah Desa Laban belum memberikan klarifikasi resmi. Warga berharap dilakukan uji mutu beton (compressive test) atau pemeriksaan laboratorium bahan konstruksi, agar penyebab retaknya jalan bisa diketahui secara ilmiah dan ada tindak lanjut perbaikan sesuai standar teknik.
(Aep)