Liputanbanten.com, SERANG, — Pekerjaan irigasi di Kampung Kosambi Dalam, RT. 001, Desa Lebak Wangi, Kecamatan Lebak Wangi, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, diduga menggunakan material puing bata, sehingga menimbulkan kesan pengerjaan proyek dilakukan asal-asalan. Dugaan ini mencuat berdasarkan pantauan langsung pada Jum’at (25/10).
Investigasi dari Tim Liputan Banten menunjukkan adanya kejanggalan dalam pemasangan material. Terlihat bahwa batu yang digunakan dipasang berjejer tanpa lapisan adukan pada lantai dasar, sementara campuran material batu justru dicampur dengan puing bata. Hal ini menimbulkan kecurigaan akan adanya upaya untuk menekan biaya material demi keuntungan lebih besar.
Seorang pekerja di lokasi yang enggan disebut namanya mengungkapkan bahwa proyek ini memiliki volume panjang 310 meter, lebar atas 30 cm, dan lebar bawah 40 cm. Ia juga menambahkan bahwa upah untuk pekerja harian bervariasi, yakni Rp110 ribu bagi tukang dan Rp100 ribu untuk pekerja kasar. “Yang memberi upah langsung Pak Carik Mansyur,” ujarnya singkat.
Ketika dikonfirmasi mengenai proyek ini, Sekretaris Desa Lebak Wangi, Mansyur, melalui pesan WhatsApp menyatakan tengah mendampingi ibu lurah di Pandeglang. Hingga berita ini diturunkan, Kepala Desa Lebak Wangi, Titin, belum merespons upaya konfirmasi melalui pesan singkat.
Proyek irigasi ini memiliki volume pekerjaan 130 meter dengan anggaran sebesar Rp108.170.000 dari Dana Desa (APBN) tahun 2024, yang dikelola oleh Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) Desa Lebak Wangi. Kendati didukung dana pemerintah, pelaksanaan proyek irigasi tersebut terkesan asal-asalan dan menimbulkan tanda tanya terkait akuntabilitas penggunaan anggaran. (Sarman/Heri/Red)