Site icon LIPUTAN BANTEN. COM

Jembatan  Kampung Gunung Buled Rusak Parah, “Langkah Kecil di Jembatan Rapuh”

IMG-20250618-WA0005(1)

LEBAK – Jembatan penghubung vital yang berada di Kampung Gunung Buled, tepatnya di atas Kali Ciasahan, Desa Cimandiri, Kecamatan Panggarangan, mengalami kerusakan parah dan nyaris tak bisa dilalui. Kondisi ini membuat aktivitas warga terganggu, terutama dalam hal mobilitas ekonomi dan akses pendidikan.

 

Setiap pagi, anak-anak berseragam hijau ini memulai hari dengan tantangan yang tak biasa—menyeberangi jembatan gantung yang sudah tua dan rusak. Kayu-kayu lapuk dan bolong menganga di antara langkah-langkah kecil mereka, namun semangat untuk menuntut ilmu tak pernah surut.

 

Mereka adalah para pelajar dari desa terpencil, yang dengan seragam rapi dan peci hitam tetap melangkah pasti, meski harus berpegangan erat pada tali jembatan yang sudah usang. Tak ada rasa takut yang mengalahkan tekad mereka untuk sampai ke sekolah.

 

Di balik langkah mereka, tampak perjuangan yang diam-diam menggugah nurani. Setiap lompatan mereka bukan sekadar berpindah pijakan, tetapi juga simbol harapan—bahwa kelak mereka bisa menjadi generasi yang memperbaiki keadaan.

 

Jembatan itu bukan sekadar penghubung antara dua sisi sungai, tapi juga penghubung antara cita-cita dan kenyataan. Sebuah pengingat, bahwa masih banyak anak negeri yang menantang bahaya demi pendidikan.

 

Menurut warga, jembatan ini merupakan satu-satunya akses utama yang menghubungkan beberapa kampung dan menjadi jalur penting bagi anak sekolah, petani, dan pedagang kecil.

‎Pihak kecamatan pun memberikan pernyataan senada. “Kami dari kecamatan sudah meninjau langsung dan memang kondisinya sangat mendesak. Kami sangat berharap pihak dinas segera merespons laporan dari desa ini,” ungkap salah satu pejabat Kecamatan Panggarangan yang enggan disebutkan namanya.

‎Sejauh ini, belum ada tindakan nyata dari instansi terkait, meskipun laporan dan pengajuan sudah dikirimkan beberapa waktu lalu. Masyarakat berharap agar pemerintah daerah tidak menunggu hingga terjadi kecelakaan atau korban jiwa, baru kemudian bertindak.

‎“Warga kami butuh perhatian segera. Jangan sampai musibah terjadi baru ada aksi,” tegas Jaro Pei.

‎Masyarakat bersama pemerintah desa kini hanya bisa berharap dan menanti kepedulian dari Pemerintah Kabupaten Lebak, agar segera melakukan pembangunan ulang jembatan Gunung Buled demi keselamatan dan kelancaran aktivitas warga.

 

Semoga segera ada uluran tangan dari pihak terkait, agar jembatan ini tak lagi jadi ujian nyali, tapi jembatan harapan yang kokoh untuk masa depan mereka.

 

Exit mobile version