Perguruan Tinggi dan Komintas Lokal Bersatu dalam Sasaka Cibanten 2025

0
IMG_20251004_102739

LiputanBanten.com// Sasaka Cibanten Program yang di inisiasi oleh Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VIII, Kementerian Kebudayaan sejak tahun 2024 ini mengedepankan konsep kebersamaan yang ditujukan untuk membangun rasa kepemilikan bersama atas warisan budaya dan alam yang ada disekitar kita.

Sungai Cibanten, sebuah sungai sepanjang 35 km yang kaya akan warisan budaya dan merupakan salah satu urat nadi sejarah dan kehidupan masyarakat Banten. Dari hulu hingga hilir, sungai ini merekam jejak panjang peradaban:

Hal itu disampaikan dalam sambutannya oleh Direktur Festival (Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VIII), Lita Rahmiati, dalam roadmapnya sasaka Cibanten 2025, Sabtu 04 Oktober 2025.

“dari pertanian lada yang menjadi komoditas dunia, perdagangan rempah yang menghubungkan Banten dengan jaringan global, hingga dinamika kebudayaan dari masa pra-Islam ke Islam, dari sakral ke profan, serta dari tradisional ke kontemporer,” tulisnya

kegiatan ini, sambung Lita sebagai ruang kolektif untuk menghubungkan ulang arus peradaban tersebut. Melalui tema besar “Naritis Cai, Mapag Kabantenan”—air yang menetes, air yang mengalir, air yang menyatukan— Sasaka Cibanten tidak hanya menjadi perayaan seni dan budaya, tetapi juga sebuah ajakan untuk kembali membaca
sejarah, meneguhkan kesinambungan,
sekaligus merawat ekologi dan identitas
kebudayaan Banten.

Selaku Koordinator umum, lita juga mengungkapkan harapannya untuk semua Perguruan tinggi, dan komunitas lokal untuk dapat aktif menginisiasi program-program pelestarian kebudayaan—termasuk kegiatan publik dan kuratorial yang mengaitkan sejarah, ekologi, dan kreativitas seperti Sasaka Cibanten.

“Kami berharap melalui kegiatan ini masyarakat dapat menyadari akan kekayaan budaya yang dimiliki dan turut serta melestarikan kebudayaan Indonesia, selain itu melalui program ini juga diharapkan masyarakat memahami pentingnya menjaga keselarasan alam, sehingga dapat turut menjaga sungai dan lingkungan,” ajaknya

Sementara itu, Rektor Universitas Situs Jaya (Unsija), Dr. Hj. Dewi Cahyaningrat mengungkapkan Prokasih (Program Kali Bersih) UNSIJA Banten adalah komunitas relawan mahasiswa yang berfokus pada pelestarian Sungai Cibanten.

Ide dan gagasan dibentuk Prokasih, itu berawal dari gagasan Prof. Herli Salim pada 2019, komunitas ini kini dikelola Universitas Situs Jaya Banten.

“Melalui aksi bersih-bersih, edukasi
pengelolaan sampah, dan pembentukan
bank sampah, Prokasih menjadi wadah
kolaborasi mahasiswa, dosen, dan
masyarakat dalam membangun kesadaran
lingkungan berkelanjutan serta
melestarikan Sungai Cibanten sebagai urat
nadi sejarah, budaya, dan kehidupan Banten,” kata Hj. Dewi saat melepas Ketua Situs Peduli (prokasih), Para Dosen dan Mahasiswa

Ia berharap dengan terbentuknya Situs Peduli yg mewadahi Kegiatan Mahasiswa peduli terhadap lingkungan baik lingkungan kampus maupun lingkungan sekitar dapat terus berjalan dan beregenerasi.

“Dengan diinisiasi oleh Pembina Yayasan Prof Herli Salim PHd, semoga Prokasih ini bisa terus eksis dan bermanfaat untuk semuanya,” harapnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *