PKKMB: Membangun Generasi Berkarakter dan Berdaya Saing Global

LiputanBanten.com// Bersatu, Bertumbuh, berjaya dan berkarakter bersama Universitas Situs Jaya (Unsija) Banten itulah tema pada Perkenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) 2025.
Kegiatan PKKMB tersebut, berlangsung mulai dari tanggal 13 s/d 15 September 2025.
Dalam sambutannya, Rekor Unsija, Hj. Dewi Cahyaningrat mengatakan ucapan welcome selamat datang bagi seluruh calon mahasiswa baru tahun akademik 2025/2026.
Ia menjelaskan PKKMB sebuah program wajib di perguruan tinggi yang dirancang untuk memperkenalkan dan mempersiapkan mahasiswa baru dalam transisi menjadi mahasiswa yang dewasa dan mandiri.
Tujuannya tiada lain, lanjut Hj. Dewi sapaan akrabnya untuk mempercepat adaptasi mereka dengan lingkungan kampus dan memberikan pembekalan agar sukses dalam studi, termasuk pengenalan nilai-nilai kebangsaan, sistem akademik, serta kegiatan kemahasiswaan.
“3 hari ini adalah sebuah momentum ta’aruf/perkenalan dan juga ajang Beradaptasi antar mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah,” katanya
Di era transformasi digital dan masa depan Kegiatan pembelajaran yang dipengaruhi oleh percepatan tekhnologi, Hj Dewi mengingatkan bagi calon mahasiswa untuk senantiasa adaptif dalam situs perkembangan.
“pembelajaran yang dipengaruhi oleh percepatan teknologi, perubahan kebutuhan pasar kerja, dan tuntutan masyarakat akan sistem pembelajaran kiranya mahasiswa harus senantiasa lebih adaptif dalam situasi dan kondisi,” ucapnya
Ia juga menerangkan Beberapa karakteristik era pendidikan saat ini antara lain:
Pertama adanya sebuah Integrasi Teknologi, yaitu Penggunaan teknologi canggih seperti kecerdasan buatan (AI), realitas virtual (VR), dan blockchain dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan kualitas dan aksesibilitas pendidikan. Kedua Pembelajaran Fleksibel, yaitu Platform pembelajaran online memungkinkan mahasiswa belajar secara fleksibel, sesuai dengan ritme dan gaya belajar masing-masing.
Ketiga Kurikulum yang Dinamis maksudnya Penekanan pada keterampilan abad ke-21 seperti digital literacy, critical thinking, kreativitas, dan kolaborasi lintas budaya.
Keempat Pendidikan Inklusif, yaitu Teknologi untuk kesetaraan, seperti platform Massive Open Online Course (MOOC) dan teknologi asistif untuk disabilitas, dan yang terakhir Pendidikan Berbasis Proyek, yaitu Pembelajaran yang berfokus pada pengembangan keterampilan praktis dan penyesuaian dengan perkembangan teknologi dan globalisasi.
“Dunia pendidikan sudah memasuki era Pendidikan 5.0, yang mengintegrasikan teknologi canggih dengan pendekatan holistik terhadap pendidikan, termasuk pengembangan keterampilan emosional dan sosial yang kuat. Saya menghimbau seluruh mahasiswa Unsija nantinya bisa mengikuti perkembangan zaman, sehingga tidak tergerus olehnya,” Pesan Hj. Dewi Cahyaningrat