Seorang Warga Kritis di ICU Usai Diduga Dianiaya Oknum Polisi Sabhara Polda Banten

0
vf_VID_20250824_171914_30000

Liputanbanten.com//Serang – Duka mendalam kini dirasakan keluarga besar seorang pelajar SMK bernama Arga, yang harus berjuang melawan maut di ruang ICU RSUD Banten. Remaja yang masih duduk di bangku sekolah itu dikabarkan mengalami kondisi kritis usai diduga menjadi korban penganiayaan oleh oknum anggota kepolisian Polda Banten dari fungsi Sabhara, Minggu (23/8/2025) dini hari sekitar pukul 03.00 WIB di kawasan Cilaku, KP3B.

 

Informasi yang dihimpun, Arga mengalami luka parah akibat dipukul dengan helm dan baton police stick atau tongkat polisi hingga terkapar tak berdaya. Hingga kini, nyawanya masih bergantung pada perawatan intensif dokter di RSUD Banten.

Orang tua korban, Benny Permadi, tak kuasa menahan kesedihan saat menceritakan kabar yang diterimanya.

“Kami kaget tiba-tiba dapat kabar anak saya masuk rumah sakit di ruang IGD. Ketika sampai di sana, pihak kepolisian datang menghampiri kami dan menyampaikan bahwa anak kami mengalami kecelakaan lalu lintas. Awalnya saya percaya, tapi lama-lama saya curiga dengan gelagat pihak kepolisian yang terus menunggui anak saya di rumah sakit. Saat saya tanyakan, jawabannya hanya ‘atas perintah pimpinan’,” ungkap Benny dengan mata berkaca-kaca.

 

Lebih lanjut, Benny menyesalkan tindakan brutal yang diduga dilakukan aparat kepolisian.

“Kalau anak saya memang salah karena menggunakan knalpot racing atau tidak memakai helm, seharusnya dibina, atau telepon orang tuanya supaya kami yang menegur. Tapi bukan malah dipukul hingga kritis seperti ini. Kami sangat kecewa besar dengan oknum kepolisian Polda Banten,” tegasnya.

 

Keterangan senada disampaikan seorang saksi mata yang berada di lokasi kejadian. Ia menceritakan bahwa malam itu dirinya bersama tiga rekan lain, termasuk Arga, tengah berkendara usai mengambil sparepart motor. Saat melintasi jalan, rombongan polisi yang patroli dengan motor trail tiba-tiba mengejar mereka.

“Kami panik karena memang tidak pakai helm dan motor knalpot racing. Polisi langsung memukul dengan helm ke arah badan. Saya masih bisa bertahan, tapi Arga kena pukul di bagian kepala, jatuh pingsan, lalu masih dipukuli pakai tongkat dan helm. Kami siap menjadi saksi karena kami tidak terima sahabat kami diperlakukan seperti itu,” ujar saksi.

 

Seorang dokter RSUD Banten yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan bahwa kondisi Arga sangat kritis.

“Kemungkinan kecil bisa selamat. Jika pun selamat, besar kemungkinan mengalami cacat permanen. Bagian bawah kepala hancur akibat benda tumpul, sedangkan tengkorak bergeser. Keadaannya sangat mengkhawatirkan,” ungkapnya lirih.

 

Kasus ini meninggalkan luka mendalam tidak hanya bagi keluarga, tapi juga bagi masyarakat yang berharap aparat penegak hukum bisa memberi rasa aman, bukan sebaliknya. Harapan besar kini tertuju pada langkah tegas dari pihak berwenang untuk mengusut tuntas peristiwa ini dan memberi keadilan bagi Arga serta keluarganya.

(Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *