Insiden Wartawan Dikeroyok Oknum, Menteri LH Minta Kapolri Tangkap Dalang Intelektual

0
IMG-20250822-WA0023

LiputanBanten.com//Serang//Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq meminta Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo untuk menangkap aktor intelektual di kasus pengeroyokan wartawan dan staf Kementrian LH saat meliput penyegelan PT Genesis Regeneration Smelting (GRS), yang berada di Kecamatan Jawilan, Kabupaten Serang, Banten.

Hal itu disampaikan Menteri Hanif saat melakukan kunjungan kemanusiaan dengan menjenguk wartawan yang menjadi korban pengeroyokan di kasus tersebut.

‎”Saya sudah menyampaikan laporan resmi ke Polres, Polda dan Polri untuk menindaklanjuti ini secermat-cermat nya. Supaya aktor intelektual nya juga tertangkap, jadi tidak hanya pelaku yang ada di lapangan,” ungkapnya saat mengunjungi wartawan dari sejumlah media yang jadi korban pengeroyokan, di Kantor Redaksi Tribun Banten, Kota Serang, Jumat (22/8/2025).

Menteri Hanif mengaku sangat menyayangkan atas adanya peristiwa pengeroyokan tersebut.

‎Ia pun berkomitmen, untuk mengusut tuntas kejadian ini agar tidak lagi berulang.

‎”Kami tentu merasa sangat prihatin, dan menyesalkan kejadian. Tidak boleh di era saat ini ada perlakuan anarkis terhadap jurnalis yang memang bertugas menyampaikan informasi secara aktual,” kata Hanif.

‎Para korban pun secara bergantian, menceritakan hal yang mereka alami kepada Menteri Hanif.

‎Salah satu korban yang mengalami kekerasan terparah yang merupakan Jurnalis TribunBanten.com, Muhammad Rifky Juliana, mengaku, mendapatkan tindakan pemukulan secara brutal dari para pelaku yang membuatnya merasakan nyeri hingga sakit di sekujur tubuh.

‎Ia juga mengaku, sejak aksi pemukulan yang ia alami, membuatnya tidak bisa makan selama satu hari satu malam.

‎”Dari kemarin itu setiap makan mutah terus, jadi belum ada makanan yang masuk ini pak,”keluhnya kepada menteri.

‎Ia lantas menyebut, hingga saat ini belum mendapatkan perawatan ataupun pemeriksaan dari dokter, sehingga belum mengetahui separah apa cidera yang ia alamai.

‎”Kemarin itu baru visum aja pak, buat melengkapi alat bukti laporan ke polisi,” kata Rifky.

Adapun ‎Kronologis Pengeroyokan:
Delapan wartawan, termasuk reporter Tribun Banten dan staf Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) dan Badan Pengelola Lingkungan Hidup (BPLH) menjadi korban pengeroyokan saat meliput penyegelan PT Genesis Regeneration Smelting (GRS) di Kecamatan Jawilan, Serang, Banten, Kamis (21/8/2025) kemarin.

Diketahui, insiden pengeroyokan itu terjadi pada saat Tim Gakkum Kementrian Lingkungan Hidup melakukan penyegelan PT GRS.

Dalam kegiatan itu, kurang lebih ada delapan wartawan memenuhi undangan peliputan dari Kementrian Lingkungan Hidup, termasuk reporter Tribun Banten untuk tugas peliputan penyegelan terhadap pabrik GRS.

Namun, usai penyegelan terjadi keributan hingga adanya insiden pengeroyokan di area depan pabrik tersebut.

Insiden terjadi usai wawancara dengan pejabat Kementerian Lingkungan Hidup/BPLH.

Ketika para wartawan hendak meninggalkan lokasi tiba-tiba diserang oleh oknum keamanan pabrik, ormas, dan diduga anggota Brimob.

Sejumlah wartawan terdiri dari wartawan TribunBanten.com, Detik.com, AntaraBanten, Jawa PosTV, SCTV, Bantennews, BantenTV dan beberapa wartawan lainnya dikabarkan mendapat aksi tak mengenakkan hingga mengalami pemukulan.

Salah satu korban, Rifky dari Tribun Banten, mengalami luka serius dan kini menjalani perawatan di RS Bhayangkara.

Menurut Rifky, dirinya sempat dipukuli orang di sekitar pabrik, diduga karyawan PT Genesis Regeneration Smelting.

“Saya dikeroyok, sudah sempat kabur, tapi jatuh ke selokan, terus masih dikejar dan dipukul, untungnya dilerai warga,” kata Rifky.

“Yang saya inget, pelaku memakai seragam warna merah. Diduga karyawan pabrik.”

Saat ini Rifky mengeluh pundaknya sakit dan telinganya berdengung. Rifky pun telah menjalani visum.

Sementara, wartawan nasional, Iqbal, yang saat ini berada di lokasi kejadian membenarkan hal tersebut.

“Betul, kejadiannya tadi pas kita liputan penyegelan pabrik di Jawilan,” ujarnya kepada TribunBanten.com via sambungan telepon, Kamis.

Iqbal menyebut, peristiwa terjadi pada saat wartawan selesai wawancara pihak Kementerian Lingkungan Hidup.

Pada saat wartawan hendak pergi meninggalkan lokasi, secara tiba-tiba dipanggil oleh security pabrik dan sejumlah ormas yang berada di lokasi.

“Tiba-tiba kita diserang, pas kita mau balik anak-anak pada dihajar,” ucapnya.

Salah satu wartawan TV nasional, Hendi menyebut bahwa insiden itu bermula saat mereka mendapat undangan liputan ke pabrik tersebut.

Keributan itu muncul saat wartawan hendak mengambil gambar, kemudian ada pelarangan dari security pabrik.

“Awalnya kita datang ke situ, dihalangi oknum diduga Brimob. Kita sempet bersitegang, bahkan sempat cekcok,” katanya.

Namun pada saat rombongan dari Kementrian LH/BPLH datang ke lokasi, para wartawan baru bisa melakukan peliputan di pabrik tersebut.

Setelah peliputan selesai, dan wawancara narasumber selesai. Para wartawan berjalan untuk pulang.

“Pas mau pulang tiba-tiba dipanggil dan langsung diserang oleh para anggota Brimob dan Ormas, sambil bawa senjata tajam,” ucapnya.

Staf Kementrian LH Turut Jadi Korban

Sejumlah tim humas KLH/BPLH turut mengalami aksi tidak mengenakkan tersebut yang dilakukan oleh sejumlah oknum yang diduga anggota Brimob, security pabrik dan organisasi masyarakat (Ormas) hingga aksi pemukulan.

NL, Magang di Humas Kementerian LH menyebut, insiden itu bermula saat rombongan dari Kementerian LH/BPLH akan melakukan penyegelan pabrik PT Genesis Regeneration Smelting di Jawilan.

“Agenda kita untuk memasang papan penyegelan perusahaan karena ketidaksesuaian aturan. Dari awal kita sesuai rencana,” katanya kepada TribunBanten.com, Kamis.

Namun pada saat telah selesai kegiatan penyegelan pabrik, baru kemudian terjadi insiden tersebut.

Diakui NL, pihaknya sempat mengalami firasat tidak mengenakkan saat pertama datang ke lokasi pabrik.

“Tim kita (Humas KLH) emang sudah ada firasat sudah diincar oleh orang sana, dan memang kita juga mendapat peringatan dari satpam di depan perusahaan nggak boleh merekam apapun,” katanya.

“Tapi karena dari pimpinan saya diminta merekam dan kita boleh masuk. Awalnya semua lancar di dalam, tapi ketika rekan saya ke luar duluan, terjadi insiden itu,” tambahnya.

NL menjelaskan awal kegiatan berjalan lancar, saat bersama Deputi Bidang Penegakan Hukum Lingkungan Hidup BPLH, Irjen. Pol. Rizal Irawan dan rombongan Kementerian Lingkungah Hidup lainnya.

Kemudian pada saat rombongan pimpinan KLH/BPLH pergi meninggalkan area pabrik, baru kemudian terjadi insiden pengeroyokan terhadap wartawan.

NL mengaku baru mengetahui ternyata bukan hanya wartawan, namun tim humas KLH/BPLH juga turut jadi korban.

“Saya masih di dalam, pas saya lari keluar (Pabrik) saya liat sudah berkerumun, saya refleks  videoin. Saya kaget pas lihat rekan saya satu-satunya yang sudah ada di tanah, mukanya udah merah, udah nangis. Lalu terus tiba-tiba tangan saya ditarik dan video terputus merekam,” jelasnya.

Informasi Dibenarkan Polisi

Kapolsek Jawilan Erwan Nurwanda membenarkan adanya insiden pengeroyokan wartawan yang dilakukan oleh sejumlah security pabrik.

“Benar ada insiden, kami sedang koordinasi dengan dirjen yang melakukan penyegelan,” kata Kapolsek, Kamis (21/8/2025).

Sementara Kasatreskrim Polres Serang AKP Andi Kurniady juga membenarkan adanya insiden tersebut.

“Ya betul kang,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *