Liputanbabten.com//BANTEN — Perjalanan hidup Diarto Sembiring menjadi contoh nyata bagaimana tekad dan kerja keras mampu mengantarkan seseorang melewati berbagai rintangan hidup.
Diarto Sembiring berasal dari Tanah Karo, Desa Seberaya, Kecamatan Tiga Panah, Kabupaten Karo, Sumatra Utara. Terlahir dari keluarga sederhana dengan orang tua yang berprofesi sebagai Petani. Sang ayah meninggal ketika ia berusia 10 tahun, meninggalkan semangat yang kelak menjadi fondasi langkah hidupnya.
Sebelum merantau ke pulau Jawa tepatnya di Provinsi Banten, Diarto Sembiring kecil sudah terbiasa membantu di ladang milik orang lain demi mendapatkan uang jajan dan memenuhi kebutuhan sekolah.
Setibanya di Banten, perjuangannya justru semakin besar. Ia bekerja sebagai wartawan dari pagi sampai sore mencari informasi bahan berita. Tidak berhenti di situ, ia juga melanjutkan kuliah di malam harinya, membuktikan bahwa pendidikan tetap menjadi prioritas meski waktu sangat terbatas.
Kesempatan besar datang ketika melihat adanya pembukaan seleksi TNI Angkatan Darat Gelombang 1 dibuka. Diarto Sembiring mencoba, namun hasil belum berpihak kepadanya. Kegagalan itu tidak membuatnya patah semangat — justru menjadi bahan bakar tekadnya untuk terus belajar dan berlatih.
Dengan persiapan lebih matang, doa keluarga, ia kembali mengikuti Tes Tamtama TNI AD Gelombang 2 Tahun 2025.
Kali ini kerja kerasnya terbayarkan, Diarto Sembiring resmi dinyatakan lulus dan dilantik sebagai prajurit TNI AD Berpangkat Prajurit Dua .
Kisah Diarto Sembiring menunjukkan bahwa mimpi besar tidak pernah diberikan kepada mereka yang mudah menyerah. Dari anak petani yang sempat meranatu menjadi wartawan hingga berhasil menembus gerbang TNI AD, ia membuktikan bahwa setiap langkah kecil, setiap keringat, dan setiap kegigihan akan menemukan hasilnya pada waktunya. (Red)
