SPMB Membuat Bingung, Pelayanan SMAN 1 Ciruas Wali Murid Kecewa

0
IMG-20250625-WA0001

Liputanbanten.com//Serang, – Dalam sistem SPMB, jalur zonasi diganti menjadi jalur domisili yang mempertimbangkan dua hal utama yaitu wilayah administratif tempat tinggal siswa dan radius jarak ke sekolah nyatanya banyak dikeluhkan wali murid yang berniat mendaftarkan anaknya ke SMAN 1 ciruas

Bulan Juni dari tanggal 16 – 23 /2025 SMAN 1 ciruas membuka penerimaan murid baru TA 2025-2026 melalui system penerimaan murid baru (SPMB) dikeluhkan wali murid.

Pasalnya beberapa wali murid yang mendatangi sekolah dibuat bingung dengan tidak menemukanya panitia dari pihak sekolah yang memberikan pelayanan khusus terkait mekanisme pendaftaran melalui system online SPMB.

sebut saja wali murid berinisial “ED” salah satu staf desa nambo Ciruas ketika mendatangi pihak sekolah pada hari Rabu, 18 Juni 2025 sekira pukul 10.00 waktu setempat merasa kecewa dengan tidak adanya pelayanan informasi yang memadai disekolah, tujuan “ED” mendatangi pihak sekolah anaknya merasa kesulitan melakukan upload berkas melalui server dinas pendidikan dan kebudayaan (DINDIKBUD) Banten.

 

“Saya merasa kecewa dengan pelayanan sekolah yang memberikan akses terbatas kepada masyarakat seperti ini”, terlebih lagi saya datang untuk memastikan keterbatasan akses informasi melalui sekolah dan rumor yang berkembang pada masyarakat lingkungan yang berdomisili kurang dari 500 meter banyak yang mental dan tidak diberikan akses informasi (team verifikasi) dari pihak sekolah SMAN 1 Ciruas ketika menemukan kesulitan untuk mendaftarkan anaknya masuk sekolah tahun ajaran 2025 ini”.

“Saya dan beberapa wali murid yang berdomisili disekitar sekolah sudah konsultasi kepada ombudsman Banten terkait pelayanan ini, karna sampai saat ini belum ada pihak2 yang bisa menampung kekecewaan kami selain di institusi tersebut”.

 

Harapan saya, pemerintah melalui dinas terkait melakukan evaluasi ulang agar bisa memberi kepastian masyarakat setempat bisa mendapatkan hak2 nya bisa masuk ke sekolah yang terdekat”, tambahnya

“Masa sekolahanya ada di lingkungan kita tapi kita sendiri di abaikan oleh pihak sekolah” pungkasnya.

(Sumarna)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *